Hukum

Polisi Bongkar Kasus Beras Oplosan di Sidoarjo, 12,5 Ton Disita

337
×

Polisi Bongkar Kasus Beras Oplosan di Sidoarjo, 12,5 Ton Disita

Sebarkan artikel ini

JATIMHEBAT.COM – Satgas Pangan Polresta Sidoarjo mengungkap dugaan praktik kecurangan produksi beras premium oleh CV. Sumber Pangan Grup (SPG) di Desa Keper, Kecamatan Krembung. Sebanyak 12,5 ton beras oplosan diamankan, setelah hasil uji laboratorium menunjukkan ketidaksesuaian dengan standar mutu nasional.

Pengungkapan ini merupakan tindak lanjut dari instruksi Presiden Prabowo Subianto dalam peluncuran Koperasi Desa Merah Putih di Klaten (21/7/2025), yang memerintahkan Kapolri dan Jaksa Agung menindak tegas praktik beras tidak sesuai mutu kemasan.

Scroll kebawah untuk lihat konten
Advertisement

Tim Satgas Pangan melakukan inspeksi pasar di Sidoarjo pada 25 Juli, dan mengambil sampel beberapa merek beras, termasuk SPG. Dari hasil cek di kantor Bulog, beras tersebut diduga tidak memenuhi standar mutu premium.

Selanjutnya, pada 29 Juli, tim mendatangi tempat produksi milik tersangka MLH. Dalam konferensi pers (4/8/2025), Kapolda Jatim Irjen. Pol. Nanang Avianto menyampaikan bahwa pelaku tidak memiliki sertifikasi SNI dan halal meski mencantumkannya di kemasan. Ia juga tidak dapat menunjukkan hasil uji lab maupun kelayakan alat produksi.

“Hasil uji laboratorium menyatakan beras SPG tidak memenuhi SNI Beras Premium No. 6128:2020. Pelaku mencampur beras produksinya dengan beras merek Pandan Wangi untuk memberi aroma wangi,” tegas Kapolda.

Sementara Sidoarjo Kombes Pol. Christian Tobing menambahkan bahwa pemasaran dilakukan di wilayah Sidoarjo dan Pasuruan, dan saat ini tengah dilakukan penarikan produk dari toko dan agen.

Tersangka MLH dijerat Pasal 62 jo. Pasal 8 ayat (1) huruf a, d, e, dan h UU Perlindungan Konsumen, dengan ancaman hukuman maksimal lima tahun penjara.

Polda Jatim mengimbau masyarakat agar lebih teliti memilih produk pangan dan melaporkan jika menemukan dugaan kecurangan melalui hotline 110. (YXA)

READ  Dua Pemandu Lagu Meninggal Dunia Diduga Akibat Overdosis Miras, Satu Lainnya Masih Kritis