JATIMHEBAT.COM – Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) menegaskan bahwa penggunaan bahan bakar minyak (BBM) yang dicampur etanol bukan hal baru dan tidak menimbulkan masalah bagi kendaraan di Indonesia. Teknologi ini bahkan sudah lama diterapkan di berbagai negara dan telah melalui uji coba di dalam negeri.
Sekretaris Umum Gaikindo, Kukuh Kumara, menjelaskan bahwa penggunaan BBM campuran etanol sejatinya sudah dipelajari dan diterapkan di Indonesia melalui produk seperti Pertamax Green 95, yang mengandung campuran etanol sebesar 5 persen. Ia mencontohkan Brasil yang bahkan telah lama menggunakan campuran etanol hingga 100 persen.
“Intinya, sampai kadar E5–E10 itu sudah banyak yang mengadopsinya tanpa masalah, karena sudah lama dipelajari dan diuji di laboratorium,” ujar Kukuh, baru-baru ini.
Ia menambahkan, sebagian besar kendaraan produksi pabrikan Jepang yang beredar di Indonesia juga sudah siap menggunakan BBM dengan campuran etanol 10 persen. Hal ini sejalan dengan rencana pemerintah untuk mulai menerapkan standar E10 pada tahun 2026.
“Kalau E10 itu rata-rata kendaraan dari pabrikan Jepang sudah melakukan uji coba dan tidak ada masalah,” katanya.
Meski secara teknis kendaraan sudah siap, Kukuh menilai tantangan terbesar justru ada pada aspek distribusi dan ketersediaan pasokan. Saat ini, BBM campuran etanol masih terbatas di kota-kota besar, sehingga butuh waktu untuk memperluas jangkauannya ke seluruh wilayah Indonesia.
“Masalahnya di Indonesia, untuk mencapai E10 secara menyeluruh baru akan tercapai sekitar tahun 2029,” ungkapnya.
Kukuh berharap, dengan dukungan infrastruktur energi yang memadai, penerapan BBM campuran etanol dapat mempercepat transisi menuju energi yang lebih bersih dan ramah lingkungan tanpa mengganggu performa kendaraan yang beredar di Tanah Air. (FIX)
