EkonomiUmum

Panen Tembakau Bondowoso 2025 Melimpah, Kualitas Turun, Pabrik Enggan Serap.

263
×

Panen Tembakau Bondowoso 2025 Melimpah, Kualitas Turun, Pabrik Enggan Serap.

Sebarkan artikel ini

JATIMHEBAT.COM – Musim panen tembakau tahun 2025 menjadi masa sulit bagi petani di Bondowoso. Meskipun produksi melimpah, industri rokok enggan menyerap seluruh hasil panen karena penurunan kualitas daun tembakau yang dipicu oleh cuaca tak menentu sepanjang tahun.

Ketua Komisi II DPRD Bondowoso, Tohari, mengungkapkan bahwa anjloknya mutu tembakau adalah faktor utama yang menyebabkan rendahnya serapan dari pabrikan.

Scroll kebawah untuk lihat konten
Advertisement

“Saya memahami, pertembakauan hari ini itu dipengaruhi beberapa faktor. Di antaranya faktor musim yang sangat berpengaruh pada kualitas,” ujar Tohari pada Rabu (22/10/2025).

Kondisi ini, kata Tohari, membuat pabrikan hanya membeli sebagian kecil dari hasil panen, menyebabkan banyak tembakau petani tidak terserap maksimal. “Ini yang jadi kegundahan petani. Hasil produksi mereka tidak bisa diserap maksimal,” tambahnya.

Menanggapi keluhan petani, Komisi II DPRD berjanji akan segera berkoordinasi dengan pelaku industri rokok agar mereka dapat menampung sisa hasil panen tahun ini. “Insya Allah, dalam waktu tidak begitu lama akan kami koordinasikan apa yang menjadi keinginan petani,” tegasnya.

Pabrik dan Peran Belandang

Sementara itu, Dinas Koperasi, Perindustrian, dan Perdagangan (Diskoperindag) mencatat, saat ini terdapat 20 pabrik rokok di Bondowoso, di mana sebagian sudah beroperasi dan sisanya masih dalam tahap pembangunan atau pengurusan izin.

Selain pabrik, sejumlah gudang penyimpanan atau yang dikenal sebagai belandang juga berperan penting menampung tembakau sebelum dijual ke pabrikan besar. Tohari menjelaskan bahwa hasil panen tembakau 2025 tidak langsung diolah menjadi rokok. “Bahan baku itu baru dimanfaatkan tiga sampai lima tahun ke depan,” jelasnya.

Dorongan Pendampingan Teknis

Untuk mengatasi masalah kualitas yang kerap terjadi, Tohari mendorong Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait agar terus melakukan pendampingan komprehensif bagi petani. Pendampingan ini harus mencakup seluruh tahapan, mulai dari pembibitan hingga pengolahan pascapanen.

READ  Kuartal II-2025: Perjalanan Wisatawan Tembus 613,78 Juta, Sektor Pariwisata Jadi Pendorong Ekonomi

“Pembinaannya sebenarnya sejak penangkar benih. Pemilihan benih yang betul-betul berkualitas harus direncanakan sejak awal,” imbuhnya.

Tohari menegaskan bahwa mutu daun tembakau ditentukan oleh tiga faktor utama: bibit, budidaya, dan cuaca. Dengan pendampingan teknis yang berkelanjutan, ia berharap kualitas tembakau Bondowoso dapat kembali meningkat dan menarik minat pabrikan untuk membeli dengan harga yang layak. (MWT)