Umum

Banyuwangi Lakukan Ekskavasi Situs Macan Putih Warisan Kerajaan Blambangan

276
×

Banyuwangi Lakukan Ekskavasi Situs Macan Putih Warisan Kerajaan Blambangan

Sebarkan artikel ini

JATIMHEBAT.COM – Pemerintah Kabupaten Banyuwangi berencana melaksanakan ekskavasi penyelamatan Situs Macan Putih di Kecamatan Kabat. Langkah ini diambil untuk melestarikan warisan sejarah Kerajaan Blambangan yang terancam hilang akibat alih fungsi lahan menjadi permukiman warga.

Dalam upaya penggalian arkeologis ini, Pemkab Banyuwangi menggandeng sejarawan dari Universitas Gadjah Mada (UGM), Dr. Sri Margana, yang sebelumnya juga terlibat dalam penelitian awal situs tersebut pada tahun 2015.

Scroll kebawah untuk lihat konten
Advertisement

Situs Macan Putih diyakini merupakan lokasi ibu kota Kerajaan Blambangan pada masa pemerintahan Prabu Tawang Alun II, sekitar tahun 1655–1691 Masehi, menjadikannya jejak penting kejayaan Blambangan.

Menjaga Memori Kolektif dan Identitas Banyuwangi
Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani, menyambut baik rencana ekskavasi ini, menilai pelestarian situs sejarah sebagai bagian krusial dalam menjaga identitas masyarakat Banyuwangi.

“Kami tidak hanya ingin melestarikan benda bersejarah, tetapi juga menjaga memori kolektif masyarakat Banyuwangi. Situs Macan Putih merupakan salah satu jejak penting kejayaan Blambangan yang harus dilestarikan,” ujar Ipuk, Selasa (4/11/2025).

Ipuk juga berharap situs ini tidak hanya menjadi sumber pengetahuan sejarah, tetapi juga dapat dikembangkan sebagai destinasi wisata edukatif di masa mendatang.

🔎 Mengidentifikasi Ulang dan Melindungi Struktur yang Ada
Plt Kepala Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya Perumahan dan Permukiman (DPU CKPP) Banyuwangi, Suyanto Waspo Tondo Wicaksono (Yayan), menjelaskan bahwa ekskavasi bertujuan untuk mengidentifikasi ulang dan melindungi keberadaan situs bersejarah yang kondisinya saat ini cukup mengkhawatirkan.

“Kami ingin meninjau kembali struktur yang telah ditemukan di Situs Macan Putih, sekaligus menyiapkan langkah konservatif agar keberadaan situs ini tetap terjaga,” ujar Yayan.

Hasil ekskavasi nanti, lanjut Yayan, akan disusun menjadi naskah akademik dan kajian budaya lengkap. Ekskavasi terakhir situs ini dilakukan pada 2015 dan belum pernah dilanjutkan.

READ  Pulisic Borong Dua Gol, Milan Hajar Udinese 3-0 di Friuli

“Output akhirnya berupa rekomendasi para ahli cagar budaya, termasuk arahan pembatasan kawasan hingga kemungkinan pemugaran situs. Jika tidak segera ditangani, peninggalan sejarah ini akan terus berkurang. Karena itu, Pemkab berencana memulai kembali kajian penyelamatan ini,” tegas Yayan.

📝 Ekskavasi Awal Temukan Pondasi Hingga Artefak Abad ke-17
Sebelumnya, tim arkeolog UGM pimpinan Dr. Sri Margana pada 2015 menemukan sejumlah struktur arkeologis di 13 titik penggalian. Temuan tersebut meliputi pondasi bangunan, tembok keliling istana, serta artefak peninggalan abad ke-17 berupa gerabah, pecahan keramik, dan tulang.

Dr. Sri Margana menilai langkah Pemkab Banyuwangi sangat tepat. Ia menyebut, timnya kini menyiapkan penelitian lanjutan untuk mengidentifikasi situs penting dan menentukan langkah konservasi.

“Selain penelitian lapangan, tim juga akan menelusuri arsip Belanda, toponimi, serta kesaksian masyarakat lokal guna memperkuat data sejarah. Tujuan akhirnya, kami ingin menjadikan Macan Putih sebagai laboratorium sejarah sekaligus destinasi wisata edukatif,” kata Sri Margana. (UWX)