JATIMHEBAT.COM – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, mengumumkan bahwa realisasi lifting minyak nasional mencapai 619 ribu barel oil per day (BOPD) pada periode September–Oktober 2025. Angka tersebut melampaui target Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2025 yang ditetapkan sebesar 605 ribu BOPD.
Capaian ini juga menjadi catatan positif menjelang satu tahun pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka.
“Per hari ini, lifting kita di bulan September–Oktober sudah mencapai 619 ribu barel per hari, dan rata-rata dari Januari sampai Oktober ada di kisaran 605 ribu hingga 617 ribu barel per hari. Jadi sudah melampaui target dari APBN 2025,” kata Bahlil saat berbicara dalam acara HIPMI-Danantara Business Forum 2025 di Jakarta, Senin (20/10/2025).
Sebagai perbandingan, realisasi lifting minyak pada tahun 2024 tercatat sebesar 580 ribu barel per hari. Kenaikan ini menunjukkan adanya perbaikan dalam pengelolaan sektor hulu migas nasional.
Dari Eksportir Menjadi Importir
Bahlil mengulas sejarah panjang sektor migas nasional yang sempat mengalami penurunan drastis sejak akhir 1990-an. Pada 1996–1997, Indonesia masih menjadi eksportir migas dengan produksi mencapai 1,5–1,6 juta barel per hari, sementara konsumsi dalam negeri hanya sekitar 500 ribu barel.
Namun, krisis ekonomi Asia pada 1998 yang diikuti dengan intervensi International Monetary Fund (IMF) disebut menjadi titik balik. Menurut Bahlil, berbagai kebijakan dan regulasi yang disarankan IMF, termasuk perubahan Undang-Undang Migas, memberikan dampak besar terhadap penurunan produksi.
“Pertamina adalah salah satu yang terdampak, dan sejak itu lifting kita terus menurun. Sekarang, kita menjadi net importir minyak dan BBM dengan rata-rata kebutuhan 1 juta barel per hari,” jelasnya.
Data Semester I 2025
Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas (SKK Migas) mencatat bahwa pada semester I 2025, lifting minyak telah mencapai 578 ribu barel per hari, atau sekitar 95,5% dari target APBN.
Sementara itu, untuk penyaluran gas (salur gas), realisasi mencapai 5.483 juta kaki kubik per hari (mmscfd), mendekati target APBN 2025 sebesar 5.628 mmscfd atau setara 97,4%.
Pemerintah berharap capaian ini menjadi sinyal positif atas komitmen sektor energi untuk memperkuat ketahanan energi nasional dan menekan ketergantungan terhadap impor. (CVR)