JATIMHEBAT.COM – Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Provinsi Jawa Timur, Sherlita Ratna Dewi Agustin, menegaskan bahwa mitigasi keamanan siber harus dimulai dari langkah pencegahan, bukan sekadar penanganan setelah serangan terjadi.
“Mitigasi keamanan siber bukan hanya soal pemulihan pasca-serangan, tetapi juga upaya pencegahan agar peretasan tidak menimbulkan dampak negatif yang meluas. Setiap instansi perlu memiliki prosedur tanggap darurat dan kesadaran digital yang kuat, sehingga ancaman seperti malware dari aplikasi bajakan bisa diantisipasi sejak dini,” ujar Sherlita saat membuka kegiatan Cerdas Digital: Bedah Ruang Siber Jilid IX secara virtual, Selasa (12/8/2025).
Acara bertema “Bahaya Aplikasi Bajakan: Malware Bisa Mengintai Tanpa Disadari” ini diikuti sekitar 400 peserta, yang merupakan perwakilan Dinas Kominfo kabupaten/kota se-Jawa Timur. Peserta mendapatkan wawasan praktis terkait risiko penggunaan aplikasi bajakan yang sering menjadi pintu masuk serangan siber, mulai dari pencurian data hingga kerusakan sistem.
Hadir sebagai narasumber utama, pakar teknologi informasi sekaligus Rektor Universitas Pradita, Prof. Dr. Ir. Richardus Eko Indrajit, M.Sc., M.B.A., M.Phil., M.A., yang mengingatkan bahwa di dunia digital, kenyamanan dan keamanan sering kali berbanding terbalik.
“Semakin nyaman kita menggunakan perangkat tanpa perlindungan, semakin besar risiko keamanan yang mengintai. Untuk mencegah pembobolan data, biasakan mengganti kata sandi secara berkala dan gunakan kombinasi yang kuat agar perlindungan tetap optimal,” pesannya.
Selain membahas teknik pencegahan, sesi diskusi juga mengupas kasus-kasus nyata kerugian yang dialami individu dan instansi akibat penggunaan perangkat lunak ilegal. Para peserta diingatkan bahwa penggunaan aplikasi resmi bukan hanya kewajiban hukum, tetapi juga bentuk perlindungan diri dan institusi dari ancaman digital.
Program Cerdas Digital: Bedah Ruang Siber yang diinisiasi Dinas Kominfo Jatim menjadi sarana literasi digital bagi aparatur pemerintah daerah. Melalui edukasi berkelanjutan, diharapkan peserta dapat menjadi agen perubahan yang mengedukasi masyarakat tentang pentingnya menjaga keamanan digital di era teknologi yang berkembang pesat. (ITO)