Umum

Wamen Pertanian Pastikan Stok Beras Nasional Aman di Tengah Panic Buying

216
×

Wamen Pertanian Pastikan Stok Beras Nasional Aman di Tengah Panic Buying

Sebarkan artikel ini

JATIMHEBAT.COM – Wakil Menteri Pertanian, Sudaryono, memastikan bahwa stok beras nasional dalam kondisi aman dan mencukupi hingga akhir tahun. Hal ini disampaikan di tengah kekhawatiran masyarakat dan fenomena panic buying yang terjadi di beberapa daerah.

Usai mengisi kuliah tamu di Universitas Brawijaya Malang pada Rabu (13/8/2025), Sudaryono menyatakan bahwa cadangan beras pemerintah saat ini mencapai 4,3 juta ton yang tersimpan di gudang-gudang Bulog.

Scroll kebawah untuk lihat konten
Advertisement

“Setiap hari kami sudah mendistribusikan 3.000 ton, dan dalam waktu dekat akan kami tingkatkan menjadi 7.000 ton per hari,” ujarnya.

Distribusi ini dilakukan secara merata melalui berbagai saluran, termasuk pedagang pasar, ritel modern, serta kerja sama dengan TNI, Polri, dan BUMN untuk memastikan beras sampai ke tangan masyarakat.

Menurut Sudaryono, saat ini Indonesia sedang berada dalam masa standing crop, yaitu periode tanpa panen dan tanam. Oleh karena itu, pasokan dari panen raya sebelumnya menjadi andalan utama. Dengan cadangan yang ada, pemerintah yakin tidak perlu melakukan impor beras hingga akhir tahun.

Program Stabilisasi Harga dan Komitmen Pemerintah
Untuk menjaga harga di pasaran, beras yang didistribusikan berasal dari program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP). Beras ini dijual oleh Bulog dengan harga Rp11.000 per kilogram, dan pedagang diberi batasan harga jual maksimal Rp12.500 per kilogram.

Selain beras, Sudaryono juga menanggapi isu impor produk pertanian. Ia menegaskan bahwa impor hanya dilakukan untuk komoditas yang tidak bisa diproduksi secara optimal di dalam negeri, seperti gandum, kedelai, atau bawang bombay.

“Pemerintah berkomitmen mengurangi volume impor secara bertahap sambil meningkatkan produksi dalam negeri. Sekarang kita sudah tidak impor beras, jagung, gula konsumsi, dan garam konsumsi,” tegasnya.

READ  IVENDO Resmi Lantik Pengurus Baru, Siap Akselerasi Industri Event Menuju 2045

Pemerintah juga berupaya meningkatkan ekspor produk perkebunan, seperti kopi dan kakao, sambil terus mengurangi ketergantungan impor.

Terkait gula petani, pemerintah telah mengambil langkah untuk menyerap gula yang belum terserap di pasar dengan menyiapkan dana sekitar Rp1,5 triliun melalui PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) dan PT Sinergi Gula Nusantara (SGN). Langkah ini diharapkan dapat menstabilkan harga gula dan melindungi petani dari kerugian. (USM)