JATIMHEBAT.COM – Kabupaten Jember kembali mencetak sejarah dengan meraih penghargaan Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) atas penyelenggaraan Parade Ancak Agung terbanyak, mengalahkan rekor sebelumnya yang dipegang Kabupaten Demak.
Rekor ini secara resmi tercatat sebagai rekor dunia MURI ke-12.400, dan piagam penghargaan diserahkan langsung kepada Bupati Jember, Muhammad Fawait, Rabu (24/9).
Parade yang digelar sejak pagi hari itu menampilkan 449 ancak — rangkaian gunungan berisi hasil bumi, makanan tradisional, dan ornamen khas Jember — yang memadati ruas jalan utama menuju Alun-alun Jember Nusantara.
Perwakilan MURI, Sri Widayati, menyampaikan apresiasi atas penyelenggaraan yang meriah dan tertib. Ia menjelaskan bahwa rekor sebelumnya dipegang Demak dengan 99 ancak/gunungan pada tahun 2024.
“Sebenarnya hanya perlu lebih dari 110 ancak untuk memecahkan rekor. Tapi Jember luar biasa — menghadirkan 449 ancak. Ini bukan hanya rekor nasional, tapi juga dunia,” ujar Sri.
Lebih dari sekadar memecahkan rekor, parade ini dinilai berhasil mencerminkan kedewasaan masyarakat Jember dalam menjaga tradisi. Ratusan ancak didoakan terlebih dahulu, lalu dibagikan kepada masyarakat secara tertib, tanpa kericuhan.
“MURI bukan sekadar pencatat rekor, tapi wadah apresiasi terhadap karya dan karsa masyarakat Indonesia, sekaligus pencatat sejarah yang menginspirasi profesionalisme dan integritas generasi penerus,” tambahnya.
Bupati Jember, Muhammad Fawait, menyambut penghargaan ini dengan rasa syukur dan bangga. Menurutnya, pencapaian kali ini terasa istimewa karena bernuansa religius dan erat kaitannya dengan kultur pesantren.
“Jember sudah beberapa kali meraih rekor MURI, tapi kali ini berbeda karena terkait sholawat dan santri. Mudah-mudahan tahun depan bisa lebih baik dan lebih besar lagi,” ujar Bupati Fawait.
Rekor-rekor sebelumnya yang pernah diraih Jember mencakup Jember Fashion Carnival (JFC), senam massal, cuci tangan massal, hingga karya puisi dari penyandang disabilitas.
Dengan pencatatan resmi ini, Parade Ancak Agung Jember tidak hanya memperkuat identitas budaya lokal, tetapi juga berhasil mengharumkan nama Indonesia di tingkat dunia.
Sebagai penutup rangkaian kegiatan, peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW juga dimeriahkan dengan siraman rohani oleh KH Moh. Kholil As’ad, Pengasuh Pondok Pesantren Walisongo Situbondo, yang digelar malam hari di Alun-alun Jember Nusantara. (OXK)